Akibat Hujan

Hujan yang menguyur Banda Aceh sejak Senin sore membuat sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh tergenang, seperti pada ruas Jalan Sri Ratu Safiatuddin Peunayong, dan Jalan Tentara Pelajar Merduati Selasa (15/9) siang. Juga berakibat tumbangnya pohon di ruas jalan Asrama PHB Lampriet.
Read more

Hukum Rajam di Aceh

Walau terjadi pro kontra, Qanun Jinayat akhirnya disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Senin (14/9/09). 7 dari 8 Fraksi DPRA juga setuju memasukkan hukum rajam terhadap pelaku zina yang sudah menikah, walau Pemerintah Aceh meminta Poin ini di tiadakan. Selagi rapat Paripurna pengesahan Qanun dua kelompok massa juga mendatangi Kantor Wakil Rakyat itu.
Kelompok pertama yang didominasi puluhan kaum perempuan dari Jaringan Masyarakat Sipil Peduli Syariat meminta dewan menunda pengesahan qanun tersebut dan menilai Qanun tersebut terlalu permatur, dan tidak melibatkan publik dalam penyusunannya. Kelompok kedua dari Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi untuk Syariat menggelar mereka meminta Dewan segera mengesahkan Qanun itu. Mereka juga mengancam akan mengusir kaluar Aceh bagi yang tidak mendukung Qanun Jinayah.


Read more

Gelar Pasukan

Kapolda Aceh Irjen Adityawarman meninjau kesiapan pasukan untuk operasi Ketupat Rencong dalam rangka pengamanan lebaran Idul Fitri, di halaman Mapolda Aceh, Sabtu (12/9/09). Dalam oprasi tersebut Polda Aceh menurunkan lebih seribu pasukan dari berbagi unsur pengamanan.
Read more

Macan Dahan

Seekor Macan dahan (Neofelis Nebulosa) dalam perawatan petugas Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKDA) Aceh. Sebelum ditangkap warga Macan Macan berjenis kelamin Betina dan diperkirakan berumur 1,5 tahun ini sempat menerkam M Said (50), warga Desa Kampung Baroh Pucok Pante Kuyun, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, pada Rabu (9/9/09).
Read more

Selamatkan Kami

Malang nasib Orangutan Sumatra (Pongo abelii), keberadaannya sudah terancam akibat perburuan dan illegal logging yang terus memperkecil habitatnya. Padahal di Indonesia populasinya hanya ditemukan di hutan tropis Sumatera dan Kalimantan. Jumlahnya berkurang lebih 90 persen dalam satu abad terakhir.“ Di Aceh, keberadaan mamalia yang dilindungi Undang-Undang No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai 'Critically Endangered', habitatnya menurun drastis. Sejak awal 2008 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Rata Kiri (BKSDA) Aceh, telah menyita 32 Orangutan dari tangan masyarakat sejak Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh tentang tidak dibolehkan satwa langka dari Aceh berpindah ke luar daerah.Orangutan yang kita sita sementara di amankan di stasiun karantina, sebelum di lepaskan kembali ke habitatnya,” kata Rahmad, petugas BKSDA saat hendak mengangkut Orangutan yang disita dari warga Aceh Tengah, ke Stasiun Karantina Orangutan Sumatra di Sibolangit Sumatra Utara. Menurutnya, di Stasiun Karantina Sumut, lebih dari 50 ekor Orangutan asal Aceh yang ditampung sejak 2002. BKSDA masih menunggu izin dari Menteri kehutanan juga pemerintah Aceh untuk mengembalikan hewan tersebut ke habitatnya. “Rencananya akan dilepas di hutan konservasi Aceh Besar, berdasarkan hasil survei daerah itu lebih layak, namun masih menunggu izin.” Menurut survei Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), pada tahun 2006 Orangutan di kawasan TNGL perbatasan Langkat dan Aceh masih ada sekitar 7.000 ekor, namun tahun 2007 hanya tinggal 6.500 ekor lagi.WWF telah memperingatkan sedikitnya 1000 Orangutan dewasa dibunuh setiap tahun dan bayinya diperdagangkan. Primata ini merupakan hewan termahal yang dijual di pasar Indonesia. Bayinya menjadi simbol status kekayaan dan banyak dipakai dalam industri hiburan. Padahal pemburuan dan perdagangan Orangutan sudah dilarang sejak 1931.Akankah kita membiarkan anak cucu hanya mendengar dongeng tentang Orangutan, seperti dongeng Dinosaurus???.[]
Read more

5 tahun kematian Munir

Istri mendiang Munir Suciwati bersama puluhan aktivis, memperingati lima tahun kematian pembela Hak Asasi Manusia, Munir, di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Kamis (10/9). Munir meninggal setelah diracun dalam penerbangan ke Belanda. Aksi yang juga menuntut pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dan Pengadilan HAM di Aceh

Read more

Istirahat

Sejumlah jamaah Masjid Al Muttaqin Peunayong Banda Aceh, beristirahat usai pelaksanaan ibadah salat Dhuhur, Selasa (8/9). Di bulan Ramadan, Mesjid tersebut sering digunakan oleh pedagang diseputaran Peunayong sebagai tempat istirahat sebelum melanjutkan kembali aktivitas.
Read more

Dukung Qanun Jinayah

Puluhan pemuda yang menamakan dirinya Forum Komunikasi untuk Syariat berunjukrasa di gedung DPR Aceh, Selasa (8/9). Mereka mendesak parlemen Aceh segera mengesahkan Rencana Qanun Jinayah dan Hukum Acara Jinayah
Read more

Alat Anggkut

Petani mengangkut hasil kebunnya di Sibreh Aceh Besar. Menurut data statistik angka kemiskinan di Aceh pada tahun 2008 mencapai 23 persen dari sekitar 4,6 juta jiwa penduduk Aceh
Read more

Irwandi Didemo

Irwandi Yusuf menemui mahasiswa yang berunjukrasa di kantor gubernur Selasa (1/9), Tidak sampai lima menit didepan mahasiswa Irwandi meninggalkan pendemo karena tak diizikan berbicara. Irwandi menilai aksi tersebut disetir oleh salah satu partai tertentu. Pada aksi itu Mahasiswa menuntut Gubernur mengganti kepala dinas yang terindikasi melakukan korupsi juga menghadiahi gubernur Ayam potong.
Read more

Rezeki dari Boh Joek

Matahari belum turun tanah, saat Nurmalawati bersiap-siap mengantar dagangannya ke pasar Lambaro Kaphe, Aceh Besar. Perempuan 45 tahun itu sudah harus tiba di pasar sebelum salat Subuh kelar. Di pasar, ia menjajakan kolang kaling, yang sering dicari warga di bulan mulia ini.
Butiran putih-kenyal ini menjadi primadona. Ia disuguhkan menjadi berbagai macam jenis olahan: sebagai isian kolak, manisan, atau campuran minuman dingin saat berbuka puasa. Kendati tak bernutrisi hebat, kolang-kaling menjadi pelancar pencernaan.
Nurmalawati memanfaatkan betul ceruk pasar kolang-kaling di bulan suci ini. Saban hari, warga Lam Aling, Kecamatan Kutabaro, ini mampu menjual 50 kilogram kolang-kaling. Tapi, ia tak menjual eceran. Ia hanya menjual ke pengecer. Per kilogramnya dihargai 1.500 rupiah. Sebenarnya, puluhan warga Lam Aling mendadak jadi pedagang kolang-kaling pada bulan Ramadan.
Kolang-kaling (dalam bahasa Belanda disebut glibbertkjes) dibuat dari buah aren. Sebelum menjadi butiran putih-bening, buah aren nyaris tak bernilai. Sebelum Ramadan, buah aren sering dibuang begitu saja. Apalagi getahnya gatal menyengat.
Untuk menghilangkan getah gatal ini, Nurmalawati –dan juga pembuat kolang-kaling lain—terlebih dahulu merebus buah aren. Setelah direbus, buah aren dibelah dan isinya dikeluarkan. Butiran putih itu kemudian dibersihkan, sebelum akhirnya dijual ke pasar: dan kita santap!
Bagi warga Lam Aling, memproduksi kolang-kaling sudah menjadi tradisi. Saban tahun mereka memproduksi dalam partai besar. Ini menjadi penopang ekonomi keluarga menyambut lebaran –yang sudah di depan mata. []
Read more